Sebelumnya
  BENTUK DIRGA  
  Selanjutnya

 

Yang dimaksud dengan bentuk dirga (dirga, panjang) pada suatu penulisan, ialah semua suku kata yang mendapat sandangan suara: ä, ï, ü, ö, e, ai, o dan au.

Dalam penulisan ini terpaksa kita mempergunakan penulisan Jawa Kuna Latin supaya lebih lengkap lambang-lambangnya. sesuai dengan tulisan Bali yang terdapat pada rontal-rontal. Sebagaimana kita ketahui, bahwa bahasa rontal terutama kidung, kekawin dan parwa-parwa sebagian besar memakai bahasa Jawa Kuna atau Sanskerta, yang banyak mempergunakan bentuk- bentuk dirga.

Terjadinya bentuk-bentuk dirga itu antara lain adalah sebagai berikut, yaitu:

Bentuk Sandi (= nyutra)

 

 

ma + atur mätur
sa + antukan säntukan
di + ibi dïbi
kapi + indra kapïndra
prabhu + uttama prabhüttama
parama + artha paramärtha
rëngö + ën rëngön
saji + an sajen
taji + an tajen
daitya detya
raina reņa
tuju + an tujon
sa + umah somah
Kaurawa Korawa

 

Huruf r yang hilang

 

ular ulä
turut tüt
rarat rät
rarah räh

 

Menunjukkan jenis wanita:

 

swamï (=istri)
priyä (=kekasih wanita)
Sumiträ (istri Dasaratha)
Ganggä (dewi Gangga)

 

Menyatakan mempunyai atau berisi.

 

 

çaça (terwilu) çaçin (berisi terwilu) çaçï
tantra (=kekuatan) tantrin (=mempunyai kekuatan) tantrï
çrëngga (=tanduk) çrënggin (=bertanduk) çrënggï
keçara (=kumpulan rambut) keçarin (=mempunyai kumpulan rambut) keçarï

 

Catatan: Tulisan sasi pada wirama Toţaka dalam Arjuna Wiwaha tidak dirga, karena kepentingan guru lagu.

 

 

 

 

  Sebelumnya Selanjutnya