Sebelumnya
    Bisah  
  Selanjutnya

 

Penulisan huruf dengan tulisan Latin mengalami dua kemungkinan, kadang-kadang ha (h dengan sandangan) dan pada umumnya ditulis hanya sandangan suaranya saja, karena h itu tidak diucapkan atau di Bali pada umumnya tidak mengucapkan. Berdasarkan hal ini maka penulisan dalam ejaan Latinnya, lebih cenderung mengarah pada pengucapannya (fonetik). Jadi agak berbeda sedikit dengan Bahasa Indonesia, tanda dinyatakan dengan h.

Selanjutnya kalau h itu mendapat sandangan suara di belakangnya, maka h itu tetap ditulis, tidak boleh diluluhkan.

Cobalah perhatikan syarat-syarat pemakaian h ini dan kemudian bandingkanlah contoh-contoh yang satu terhadap yang lain:

Huruf h pada permulaan kata dalam tulisan Bali Latin diabaikan, karena tidak diucapkan, misalnya:

 

TULISAN DISALIN BUKAN
ujan hujan
entuk hentuk
ajaka hajaka

 

   

Huruf h itu juga diabaikan dalam-pengucapan dan penulisan huruf Balinya, karena berubah menjadi arda suara w atau y. Suku kata yang demikian pada umumnya kita jumpai pada vokal yang mengapit h itu, suara yang terdahului, i atau u, misalnya:

TULISAN DITULIS MENJADI DITULIS
sihung siung
tihing tiing
pihing piing
suhung suung
luhu luu
buhaya buaya

Kata-kata yang sejenis dengan contoh di atas pada umumnya adalah kata-kata Bali atau dianggap Bali.

 

   

Huruf h itu tetap ditulis, karena dalam pengucapannya masih tetap ada hembusan (aspirat) dan dalam penulisan Balinya tetap memakai ha. Kata-kata yang demikian pada umumnya adalah bahasa yang berasal dari bahasa Jawa Kuna atau masih- berbau Jawa Kuna, misalnya:

sahasa
rahayu
maha

dan lain sebagainya.

Hukum ini masih agak lemah, kalau dibandingkan dengan hukum Bahasa Indonesia, sebab masih ada kemungkinan- kemungkinan lain.

 

   

.... ditulis dengan h, misalnya:

amah
amaha
amahin
mabalih
mabalih- balihan

 

Keterangan

Tentang tulisan: tuung, piing, suung, luu. luung dan lain sebagainya, huruf h nya dihilangkan, tidak boleh ditulis: tihing, pihing, suhung, luhung, dan sebagainya, karena pada umumnya di Bali kata- kata semacam itu h nya tidak disuarakan, walaupun pada beberapa tempat pengucapan wisarga h itu jelas kedengaran, umpama di Bugbug, Sembiran, Nusa Penida dan lain sebagainya.

 

Kata balihan pada kata mabalih- balihan tidak boleh ditulis balian, sebab pengertiannya akan berubah, yaitu berarti dukun (ingat kata dasarnya).

 

 

 

  Sebelumnya Selanjutnya