Sebelumnya
   Aksara wianjana  
  Selanjutnya

 

Aksara wianjana ini digolong- golongkan atas warga aksaranya, sebagai berikut:

No Dasar Ucapan
Nama
Warga
Wianjana (Konsonan)
Pancawali Mukha
Semi
Vokal
Sibilan/
Usma
Aspirat
tajam
lembut
nasal
1 Kaņţhya (Gutturals)
ka
ka-kha
-
ga-gha
-
nga
-
-
ha
2 Tälawya (Palatals)
ca
ca-cha
-
ja-jha
-
ña
ya
ça
-
3 Mürdhanya (Cerebrals)
ţa
ţa-ţha
-
ḍa-ḍha
-
ņa
ra
şa
-
4 Dantya (Dentals)
ta
ta-tha
-
da-dha
-
na
la
sa
-
5 Oşţhya (Labials)
pa
pa-pha
-
ba-bha
-
ma
wa
-
-

 

Keterangan:

Selain dari pada aksara-aksara tersebut di atas, ada lagi aksara rangkapan yang lain, yang mempunyai bentuk tersendiri, misalnya

   
Aksara-aksara mahaprana: kh, th, dh, ch, dalam penulisan aksara Bali sudah tidak ada. Dan kalaupun ada maka aksara tersebut disamakan saja dengan warga aksara yang bersangkutan, umpama kh = k = ha sedangkan ch, yang masih hanya gantungannya saja, misalnya dalam kata: iccha Aksara d disamakan menulis dengan dh, kecuali dalam Ramayana Kern.
   
Tentang nama-nama aksara dalam tulisan Bali masih tetap berlaku misalnya ga gora, ca laca, ta latik, da madu (d dan dh disamakan menulis), na rambat, ta tawa, pa kapal, ba kembang, sa saga, sa sapa dan yang lain-lain sebut saja sesuai dengan warganya.
   
Tentang gantungan dan gempelan masih tetap berlaku sebagai mana biasa, hanya perlu diketahui bahwa aksara ksa adalah satu fonem.
   

Tentang tedung atut, tetap sebagai biasa asal ingat, bahwa:

Aksara: ngajanya dan batidak boleh dirangkaikan tedungnya, jadi ditulis: ngatedung jatedung nyatedung dan batedung

Aksara bertedung pada gantungan, dirangkaikan dengan aksara yang di atasnya, umpama: dussaasana   sampun maatur dan lain sebagainya.

 

 

 

  Sebelumnya Selanjutnya