Sebelumnya
   Ceciren pepaosan  
  Selanjutnya

 

Tanda-tanda yang dipergunakan tetap sebagaimana biasa, yaitu:

Carik siki, kedudukannya sama dengan koma, baik dalam kalimat maupun dalam kakawin. Di samping itu dipakai juga untuk mengapit aksara anceng.
Carik kalih atau carik pareren, dipakai pada akhir kalimat. Kedudukannya sama dengan titik.

Tanda pasalinan, dipakai
0 Pada penghabisan karangan, surat dan lain-lainnya.
0 Pada geguritan, tanda pergantian tembang

panti, panten, dipakai pada permulaan menulis kalimat atau karangan diambil dari gantungandan gempelan

Tanda ini terjadi dari dan sebagainya yang dasar tujuannya sama dengan "awighnam astu" dan dipergunakan sebagai panten kalau di muka dan pamada kalau di belakang kekawin. Dalam kekawin-kekawin pada umumnya empat carik menjadi satu pada.
carik pasalinan atau carik agung. Pada kekawin-kekawin dipakai untuk pergantian wirama atau sarga.
tanda pamungkah, fungsinya sama dengan titik dua (:) pada Bahasa Indonesia.

 

 

 

  Sebelumnya Selanjutnya