TAFSIR AGAMA HINDU
 
Piodalan
Tentang piodalan tingkat nista, madya dan utama, untuk pemerajan dan kahyangan tiga.
Tattwa (falsafah) Piodalan
  1. Latar belakang yang mendorong adanya upacara piodalan bersumber kepada ajaran Catur Marga:
    1. Bhakti Marga.
    2. Jnana Marga.
    3. Karma Marga.
    4. Raja Yoga Marga.

  2. Piodalan adalah upacara pemujaan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Waça dengan segala manifestasinya lewat sarana pemerajan, pura, kahyangan, dengan nglinggayang atau ngerekayang (ngadegang) dalam hari- hari tertentu.

  3. Kata piodalan berasal dan kata wedal yang artinya ke luar, turun atau dilinggakannya dalam hal ini Ida Sang Hyang Widhi Waça dengan segala manifestasinya menurut hari yang telah ditetapkan untuk pemerajan, pura, kahyangan yang bersangkutan. Piodalan disebut juga petirtayan, petoyan, dan puja wali.
Pola Upakara/ Upacara
  1. Upakara/ upacara piodalan berwujud upakara/ upacara untuk ngerekayang Ida Sang Hyang Widhi Waça dengan segala manifestasinya dengan itu umat mewujudkan rasa baktinya.

  2. Kerangka upakara/ upacara piodalan melambangkan:
    1. Utama Angga (hulu).
    2. Madhyama Angga (angga/ sarira).
    3. Nistama Angga (suku/ delamakan).

  3. Pelaksanaan upakara/ upacara piodalan nista, madya, utama, untuk pemerajan dan kahyangan tiga.
    1. Tata urutan upacara piodalan:
      1. Nuwur/ nurunang (Utpati).
      2. Ngadegang/ nyejer (Sthiti).
      3. Ngeluwurang/ nyimpen (Pralina).
    2. Susunan/ tingkat upakara/ upacara sesuai dengan prasaran (tanpa perubahan)
Dasar pelaksanaan(Çila Kramaning) Yadnya
Setiap yadnya (upacara agama) hendaknya dilaksanakan dengan dasar hati yang suci, tulus ikhlas dradha matwang, tiaga dana, berlandaskan Tri Kaya Parisudha.
Peringatan:
Setiap upakara/ upacara keagamaan adalah sakral, tidak layak jika dipergunakan untuk kepentingan lain.