lontar
LONTAR LONTAR
 
Lontar- lontar Tattwa
Sanghyang Mahajnana Synopsis
 

Lontar ini terdiri dan 87 sloka dengan terjemahannya ke dalam bahasa Jawa-Kuna yang memuat penjelasan Bhatara Siwa kepada puteranya Sang Kumara.

Isinya antara lain tentang yang disebut "maturu" yaitu dasendrya dan yang disebut "matanghi" yaitu wayu dan teja; Tentang purusa dan prakrti, Siwa lingga, bahya lingga atma lingga. Kemudian tentang Saptapada yaitu : Jagrapada, Susupta pada, Swapnapada, Turyapada, turyantapada, Kewayapada, Paramakewalyapada.

Konsepsi mengenai Trimurti : Brahma, Wisnu, Maheswara, diuraikan dengan jelas yaitu tiga badannya dari Yang Tunggal. Keutamaan Sanghyang Ongkara dalam kaitannya dengan "kamoksan" serta peranan hati juga ada diuraikan dalam lontar ini.

Dalam lontar ini ada hal yang khas, yaitu bahwa setiap penjelasannya didahului dengan semacam teka-teki, seperti misalnya: apa yang merupakan api dalam air, apa yang dimaksud matahari terbit di malam hari, dan sebagainya

Tatwajnana  
 

Kalau dalam lontar Bhuwanakosa, Wrhaspati-Tattwa, Ganapati Tattwa, Bhuwana sangksepa, Sanghyang Mahajnana, ada teks atau sloka Sansekerta maka dalam lontar Tattwa-jnana ini hal itu tidak ada sama sekali. Seluruh uraiannya berbahasa Jawa-Kuna dalam bentuk uraian berupa dialog seperti pada lontar-lontar terdahulu.

Isinya pada prinsipnya sama dengan isi Wrhaspati Tattwa yang akan diuraikan kemudian, hanya kadang kala ada perbedaan istilah. Misalnya saja kalau dalam Wrhaspati-Tattwa Rwa-bhineda tattwa itu terdiri dari Cetana dan Acetana maka dalam lontar ini disebut Siwa Tattwa dan Maya Tattwa disamping juga istilah Cetana dengan Acetana itu juga dipakai. Yang disebut Siwatma-tatwa dalam Wrhaspati-tattwa, maka dalam lontar mi disebut Atmika tatwa. Demikian pula istilah Dura sarwajna dalam Wrhaspati-Tattwa dalam lontar ini disebut Duratma.

Wrhaspati-Tattwa  
  Lontar ini cukup populer di kalangan para peminat sastra dan agama.
Isinya menguraikan tentang dialog antara Bhagawan Wrhaspati dengan Bhatara Siwa di puncak gunung Kailasa yang disajikan secara sistematis; ada teks Sansekerta dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa-Kuna.
Disebutkan bahwa ada 2 azas yang menjadi sumber segala. Kedua unsur itu adalah: Cetana dan Acetana Cetana maupun Acetana ini bersifat gaib (suksma). Cetana adalah azas kesadaran dan Acetana adalah azas ketaksadaran. Cetana dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu Paramasiwa-tattwa, Sadasiwa-tattwa, dan Siwa-tattwa. Pertemuan Cetana dan Acetana itulah nielahirkan antara lain Pradhana-tattwa, Triguna-tattwa, Triantah karana, Panca budindriya. Panca karmendriya. Panca tan matara, dan Panca Mahabhuta. Selain itu lontar ini juga banyak menguraikan mengenai ajaran yoga.
Isi lontar Wrhaspati-Tattwa dekat dengan ajaran Samkhya dan Yoga.