Canang Sari - Dharmawacana
Topik sebelumnya  Topik selanjutnya
Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi
 
Tentang: PEDAGINGAN
 
16 Sep 2003

Rekan sedharma Yth.

Om Swastiastu,

Penggunaan "pedagingan" pada pelinggih-pelinggih atau bentuk-bentuk niyasa di suatu Pura atau Sanggah Pamerajan diatur dalam Lontar Bhuwana Tattwa Maha Rsi Markandheya, Gong Besi, dan Sanghyang Aji Swamandala.

Jika bangunan-bangunan itu tidak diberi pedagingan maka dalam Sanghyang Aji Swamandala disebutkan: .........

"muang yen ngewangun kahyangan tan mapedagingan, nista, madya, utama, luwire wewangunane, mearan asta dewa, dudu kahyangan dewa ika, dadi umahing detiya kubanda, tan pegat nandang wiadin sang madruwe kahyangan ika sami mangguh kageringan, mekadi mati salah ton, kerangkenganing bhuta pisaca"

 

Pedagingan Padmasana dan Gedong (Ulun Danu),

  • Masing-masing satu lembar/ buah: pripih (lembaran kecil ukuran 0,5 x 2 cm):
    • selaka (perak),
    • temaga (tembaga),
    • wesi (besi),
    • mas,
    • kayu cendana
      (semua merajah aksara dasa bayu Om, I, A, Ka, Sa, Ma, Ra, La, Wa, Ya).
  • Pudi (permata mirah berwarna merah kecil),
  • Bunga yang harum 7 macam,
  • Uang logam 700 keping (boleh pakai uang logam RI yang berlaku sekarang),
  • Alat-alat pertanian/ pertukangan dari besi kecil-kecil,
  • Penggorengan kecil,
  • Kwangen 2 buah.
  • Korsi, capung, bathil (sejenis kendi) semua dari emas kecil-kecil.

Semua ditaruh dalam kendi kecil, dibungkus kain putih dan diikat benang tridatu (tiga warna: merah, putih, hitam). Bersama dengan banten caru (nasi tawur) dan banten suci, pedagingan ini ditanam di dasar bangunan Padmasana/ Gedong atau di tanah dibelakangnya.

Di Madya (tengah) ditaruh: lima macam pripih seperti di atas, pudi, buah pala dengan daunnya, semua ditaruh di kendi kecil, dibungkus kain putih. Di puncak bangunan: jejahitan: orti, bagia, palakerthi, berisi ulap-ulap merajah Acintya untuk Padmasana dan Padmaanglayang untuk Gedong.

Pedagingan Sedahan Karang, sama dengan padmasana, DIKURANGI: uang logam menjadi 11 keping, korsi-capung-bathil emas tidak digunakan, dan banten pemendeman cukup pejati (tegteg, daksina, peras, ajuman) dan nasi tawur. Di Madya dan Puncak, sama dengan padmasana dan gedong, hanya berbeda jenis rerajahan ulap-ulapnya.

Lebih lanjut nanti lihat buku saya bila sudah sampai.

Om Santi, Santi, Santi, Om....

 
 
Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi
Geria Tamansari Lingga Ashrama
Jalan Pantai Lingga, Banyuasri, Singaraja, Bali
Telpon: 0362-22113, 0362-27010. HP. 081-797-1986-4