Canang Sari - Dharmawacana
Topik sebelumnya  Topik selanjutnya
Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi
 
Tentang: SATYAM, SIWAM, SUNDARAM lanjutan 9
Seri sebelumnya Topik utama Seri selanjutnya
5 Agustus - 7 September 2003

Rekan-rekan sedharma Yth.

Om Swastiastu,

KARMA DAN PENJELMAAN KEMBALI (SAMSARA).

Karma berasal dari kata Sanskrit "Kr" yang artinya pekerjaan, perbuatan. Filosofi karma bersumber pada Veda yaitu pengembangan dari filosofi "Rta" yang artinya sebagai hukum Hyang Widhi atau dalam bahasa sehari-hari disebut kodrat. Kitab-kitab Upanisad menyimpulkan bahwa karma adalah perbuatan yang dilakukan yang akan mendapatkan hasil atau akibat (pahala/ phala) sesuai dengan hukum kemaha kuasan Hyang Widhi.

Dalam filosofi Rwa bhineda pahala atas karma manusia ada dua yaitu: pahala yang baik, dan pahala yang buruk. Pahala/ phala yang baik diterima sebagai akibat karma yang baik, dan pahala yang buruk diterima sebagai akibat karma yang buruk seperti apa yang disebutkan dalam Brhadaranyaka Upanisad III.2.13: Punye vai punyena karmana bhawati papah papeneti. Artinya: Yang dipuji adalah karma. Sesungguhnya yang menjadikan orang itu berkeadaan baik adalah perbuatannya yang baik, dan yang menjadikan orang itu berkeadaan buruk adalah perbuatannya yang buruk.

Ditinjau dari masa atau waktu antara karma dengan pahala yang diterima, Karma-pahala/ phala ada tiga jenis yaitu:

  1. Prarabda karma phala, yaitu karma yang dilakukan semasa hidup dan pahalanya diterima pula semasa hidup atau seketika.
  2. Kryamana karma phala, yaitu karma yang dilakukan semasa hidup dan pahalanya diterima di nirwana.
  3. Sancita karma phala, yaitu karma yang dilakukan semasa hidup dan pahalanya diterima pada reinkarnasi/ kehidupan berikutnya.

Pengertian nomor 1 dan 3 sudah jelas, artinya phala manusia itu belum sempurna sehingga atman harus ber-reinkarnasi lagi. Untuk yang nomor 2 yaitu Kryamana karma phala, Svetasvatara Upanisad, VI.4 menyatakan: Arabhya karmani gunavitani, bavan ca sarva vinoyojayed yah, tesam abhave krta-karma-nasah karmaksaye yati ya tattvato nyah. Artinya: Manusia yang melaksanakan karma sesuai dengan sifat dan kehendak Hyang Widhi (Brahman) dan menyerahkan pahalanya kepada Brahman (bukan untuk dirinya sendiri) maka Hyang Widhi akan menghentikan kewajiban karmanya dan atman orang itu disatukan dengan-Nya. Inilah hakekat MOKSA, maka atman orang itu tidak menjelma kembali, karena segala pahalanya sudah diwujudkan oleh Hyang Widhi di nirwana (SORGA).

PENJELMAAN BERULANG KALI.

Penjelmaan berulang kali dalam bahasa Sanskerta disebut sebagai: Samsara, atau Punarbhava, atau Punarjanma. Samsara terjadi sebagai pahala atas karma yang belum sempurna semasa manusia hidup. Ketidak sempurnaan karma bersumber pada MAYA yang mengikat atman. Bentuk maya antara lain kenikmatan-kenikmatan duniawi, pikiran, kemauan, dan keinginan. Dalam hal ini Svetasvatara Upanisad menyatakan: Samkalpana-sparsana-drsti-mohair, grasambhu-vrstyvivrddhi-janma, karmanugany anukramena dehi sthanesu, rupany abhi samprapadyate. Stulani suksmani bahuni caiva, rupani dehi svagunair vrnoti, kry-gunair atmagunais ca tesam, samyoga hetur aparo pidrstah. Artinya: Dengan menggunakan kemauan, pikiran, panca indria dan dengan menggelar hawa nafsu, atman menjelma kembali menjadi mahluk secara berulang-ulang sesuai dengan karmanya dan tubuhnya dewasa melalui makanan dan minuman. Atman yang menjelma sesuai sifat dan karmanya memilih tubuh sebagai wujudnya sehingga ia (atman) menjadi nampak dan keadaannya berbeda pada setiap penjelmaan.

(bersambung)

Om Santi, Santi, Santi, Om....

 
 
Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi
Geria Tamansari Lingga Ashrama
Jalan Pantai Lingga, Banyuasri, Singaraja, Bali
Telpon: 0362-22113, 0362-27010. HP. 081-797-1986-4