Kesenian Bali

SENI DRAMA DAN TARI
Legong

Tarita - 2002

Sebuah tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari Gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya luwes atau elastis dan kemudian diartikan sebagai gerakan lemah gemulai (tari). Selanjutnya kata tersebut di atas dikombinasikan dengan kata "gong" yang artinya gamelan, sehingga menjadi "Legong" yang mengandung arti gerakan yang sangat terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Sebutan Legong Kraton adalah merupakan perkembangannya kemudian. Adakalanya tarian ini dibawakan oleh dua orang gadis atau lebih dengan menampilkan tokoh Condong sebagai pembukaan dimulainya tari Legong ini, tetapi ada kalanya pula tari Legong ini dibawakan satu atau dua pasang penari tanpa menampilkan tokoh Condong lebih dahulu. Ciri khas tari Legong ini adalah pemakaian kipas para penarinya kecuali Condong.

 
Sena - Anggi - Tarita

Gamelan yang dipakai mengiringi tari Legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Lakon yang biasa dipakai dalam Legong ini kebayakan bersumber pada:

  • cerita Malat khususnya kisah Prabu Lasem,
  • cerita Kuntir dan Jobog (kisah Subali Sugriwa),
  • Legod Bawa (kisah Brahma Wisnu tatkala mencari ujung dan pangkal Lingganya Siwa),
  • Kuntul (kisah burung),
  • Sudarsana (semacam Calonarang),
  • Palayon,
  • Chandrakanta dan lain sebagainya.

Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari:

  • Papeson
  • Pangawak
  • Pengecet, dan
  • Pakaad

Beberapa daerah mempunyai Legong yang khas, misalnya:

  • Didesa Tista (Tabanan) terdapat jenis Legong yang lain, dinamakan Andir (Nandir).
  • Di pura Pajegan Agung (Ketewel) terdapat juga tari Legong yang memakai topeng dinamakan Sanghyang Legong atau Topeng Legong.

Daerah - daerah yang dianggap sebagai daerah sumber Legong di Bali adalah:

Tarita - 2002

Penari: Tarita
Bandung