Kesenian Bali

GAMELAN ANYAR
Adi Merdangga

Adi Merdangga adalah sebuah gamelan baru yang merupakan pengembangan dari Balaganjur, gamelan pengiring prosesi tradisional yang biasa dimainkan sambil berjalan. Beberapa alat musiknya dimasalkan dan beberapa teknik pukulannya diperkaya dengan "meminjam" motif-motif drumband (marching band) modern. Perpaduan seperti ini membuat Adi Merdangga juga disebut drum band tradisional. Gamelan yang baru muncul pada tahun 1984 ini dinamakan Adi Merdangga (Adi= Besar, Merdangga= Kendang), karena di dalam barungan ini dipergunakan puluhan kendang, suatu kebiasaan yang tidak pernah terjadi di dalam barungan gamelan Bali manapun. Adalah kreativitas para dosen dan mahasiswa STSI Denpasar yang telah menghasilkan gamelan baru ini yang kemudian juga ditiru oleh beberapa Kabupaten di Bali.



Teknik permainan Adi Merdangga masih tetap mempertahankan pola-pola kakilitan cengceng, reyong dan kendang, seperti yang terdapat dalam Balaganjur. Komposisi musik yang dimainkan masih berkisar pada tabuh Gagilakan dalam tempo cepat dan pelan. Yang baru adalah pukulan rampak ala drum band modern yang diselipkan di sela-sela kakilitan tradisional yang melibatkan kendang, cengceng dan reyong. Juga merupakan gagasan baru dalam Adi Merdangga pemain melodi tidak lagi terbatas pada instrumen pencon (reyong) melainkan sudah ditambah dengan beberapa buah suling. Ada dua jenis langkah pengembangan yang terjadi di dalam Adi Merdangga, penambahan alat-alat gamelan dan memasukan gerak tari ke dalam barungan gamelan. Di samping penambahan kendang, cengceng kopyak (cengceng besar) didua atau tiga kali lipatkan dari jumlah yang biasa (6-10 pasang) dan pemasukan instrumen trompong serta beberapa buah suling bambu dengan ukuran yang berbeda-beda (besar dan kecil).

Sebagai bagian dari barungan ini adalah sejumlah penari putra dan putri pembawa alat-alat seperti tombak dan kipas, yang pada bagian-bagian tertentu dari komposisi musik tampil dengan gerakan tarinya yang dinamis dan ekspresif. Untuk mengimbangi para penari semua pemain gamelan juga bergerak mengikuti pola koreografi yang telah ditentukan. Beberapa penabuh Balaganjur tradisional yang mengenakan busana tradisional madya, penabuh Adi Merdangga menggunakan busana khusus yang terdiri dari celana ketat berwarna hitam kain prada, baju rompi, udeng dengan riasan muka seperlunya. Semuanya ini menunjukan bahwa Adi Merdangga adalah suatu bentuk musik dan tari yang dilakukan sambil berjalan (berpawai).

Sebagai barungan gamelan yang masih relatif muda, keberadaannya Adi Merdangga sudah diakui oleh masyarakat Bali. Hal ini dapat dilihat dari penampilan kesenian kolosal ini pada beberapa peristiwa penting seperti dalam Sea Games XIV di Jakarta, Upacara pembukaan World Tourist Organization, Pembukaan Grand Bali Beach Hotel, di samping penampilannya pada setiap pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB). Yang lebih menarik untuk dicatat, tehnik-tehnik dan pola permainan Adi Merdangga yang bersumber pada Balaganjur tradisional kini sudah banyak diserap kembali oleh para pemain gamelan tradisional itu untuk memperkaya dan "mewajah - barukan Balaganjur" mereka.