Kesenian Bali

GAMELAN ANYAR
Gamelan Manik-asanti

Gamelan Manikasanti (manik=permata, santi=damai) ini adalah barungan termuda, dan satu-satunya di Bali, yang diciptakan oleh I Wayan Sinti, guru SMKN 3 Sukawati pada tahun 1994.

Secara fisik gamelan ini merupakan perpaduan antara Palegongan dan Semar Pagulingan, memadukan berbagai saih & patutan yang ada dalam karawitan Bali seperti:

Dengan fleksibilitas tangga nada yang dimiliki oleh barungan ini maka gamelan ini dapat memainkan lagu-lagu dari hampir semua gamelan Bali, bukan saja dalam 7 nada melainkan meliputi ke 14 saih yang ada.

Barungan ini terdapat di Banjar Dauh Kutuh, Desa Ubung Kaja, Kodya Denpasar, desa kelahiran I Wayan Sinti. Instrumentasi dari gamelan yang tergolong barungan ageng ini hampir sama dengan Gong Kebyar dengan tambahan beberapa gangsa jongkok. Uniknya adalah gangsa - gangsa gantungnya yaitu gender rambat, ugal, pemade dan kantil, berbilah/ bernada 11, trompongnya 14 pencon dan reyongnya 15 Pencon.

Catatan: Gangsa Jongkok adalah gangsa yang bilah- bilahnya bertumpu (cushioned) pada tungguhnya (badan /chasis resonansi gangsa). Sedangkan gangsa gantung adalah gangsa yang bilah- bilahnya digantung (suspended) menggunakan seutas tali regang yang ditumpu oleh beberapa penggantung untuk menjaga jarak layangnya di atas tungguh. Gaung dari getaran gangsa gantung lebih panjang dari pada gangsa jongkok karena getaran bilahnya tidak segera diredam dalam posisinya yang tergantung bebas.