Kesenian Bali

GAMELAN MADYA
Gamelan Pelegongan

Dalam Catur Muni-muni gamelan ini disebut dengan Semara Petangian. Gamelan Pelegongan adalah barungan madya berlaras pelog (lima nada) yang konon dikembangkan dari Gamelan Gambuh dan Semar Pagulingan. Barungan ini dipergunakan untuk mengiringi tari Legong Kraton, sebuah tarian klasik yang diduga mendapat pengaruh tari Sanghyang dan Gambuh.

Secara fisik gamelan Pelegongan adalah Semar Pagulingan tanpa trompong. Gamelan Pelegongan milik STSI Denpasar terdiri dari:

Jumlah
Satuan
Instrumen
1
pasang
gender rambat
1
pasang
gender barungan, masing-masing berbilah 14 (empat belas)
1
pasang
jegogan
1
pasang
jublag
4
pasang
penyacah
2
pasang
pemade
2
pasang
gangsa jongkok pemade
2
pasang
gangsa jongkok kantilan, masing-masing berbilah 5
1
pangkon
ricik
1
buah
kajar
1
buah
kleneng
1
buah
kemong
1
pasang
kendang krumpungan (lanang wadon)
1
buah
rebab
1-3
buah
suling


Mengenai tabuh-tabuh Pelegongan sebagaimana disebutkan dalam Lontar Aji Gurnita berada di antara tabuh-tabuh gamelan Bebarongan, Joged Pingitan dan Semar Pagulingan. Memang pada kenyataannya kini iringan tari Legong masih memakai tabuh-tabuh Bebarongan (Calonarang) dan Semar Pagulingan.

Gending-gending Palegongan yang umumnya dimainkan antara lain:

Judul Mendengarkan
Lasem  
Pelayon  
Candra Kanta  
Kuntir  
Kuntul  
Jobog  
Guak Macok  
Semaradana  


Nama-nama ini ada sesuai dengan koreografi tari Legong Kraton itu sendiri. Beberapa jenis tabuh lepas yang masih banyak dimainkan adalah:

  Tangis
  Gadung Melati
  Raja Cina
  Karang Olang
  ...dan sebagainya


Dalam penyajiannya tabuh-tabuh di atas diikat oleh struktur yang sudah baku yang terdiri dari:

  Pengalih/ Gaginem
  Pengawit
  Pengawak
  Pengecet
  Lelonggoran
  Pemalpal
  Pekaad


Inti dari gending-gending Palegongan adalah pada Pangawak dan Pengecet. Selebihnya tergantung dari tema yang dimainkan.