Kesenian Bali

WAYANG PETENG
Wayang Sapuh Leger

Wayang Parwa yang dipentaskan untuk keperluan suatu upacara ruwatan pada upacara manusa yadnya, disebut Wayang Sapuh Leger. Pementasannya biasanya pada pagi atau siang hari, tergantung kepada waktu terbaik bagi penyelenggaraan keseluruhan upacara.

Pertunjukan wayang upacara ini biasanya tidak dilakukan di tempat-tempat umum melainkan hanya dilingkungan keluarga penyelenggara.

Pertunjukan Wayang Sapuh Leger tidak bisa dilakukan oleh setiap dalang, melainkan oleh Mangku dalang yang telah disucikan dan memahami makna cerita Sapuh Leger dan yang lebih penting lagi menguasai mantra-mantra pembuatan tirta penglukatan atau pangruwatan.

 


Maaf, photo belum disertakan.

Sapuh Leger melakonkan kisah Bhatara Kala (putra Shiva) yang telah diijinkan oleh ayahnya untuk memangsa bayi-bayi yang lahir pada Wuku Wayang, mengejar adik kandungnya sendiri, Rare Kumara yang lahir pada Wuku Wayang tersebut. Karena tujuan utamanya untuk pangruwatan, maka Wayang Sapuh Leger biasanya dipentaskan bertepatan dengan hari kelahiran (weton) dari seseorang yang akan diruwat. Pengeruwatan ini biasanya ditandai dengan pemberian air suci pangruwatan, dengan sesaji yang lengkap oleh mangku dalang.