Babad Husana Jawa
 
Isi Singkat Babad Husana Jawa

Disebutkan tata cara pemujaan menurut Sang Mangku Kulputih, adalah mengenakan kain yang diberi huruf gaib (rajah), dan berwarna 9, dan saputnya bergambar gunung, pohon, dan sebagainya. Setelah itu baru dapat memuja mengaturkan tirtha (air suci), menghaturkan asap. Selanjutnya mengucapkan Sasonteng menghaturkan suci dan menggunakan genta. Setelah itu menghaturkan pras, menghaturkan puja lis, memberi mantra tehenan dan mengucapkan Sasonteng guling bangkit (guling babi kecil yang belum dikebiri).

 

Sasonteng segehan yaitu menghaturkan suguhan kepada Sang Bhuta Dengen, Sang Kala Preta, Ki Anggapati, Sang Mrajapati, Sang Banaspati-raja dan para Bhuta-kala lainnya dengan tujuan untuk mohon keselamatan dan agar terhindar dari mara-bahaya.

Menghaturkan sajen di sawah atau di lumbung dengan menyebut Bhatari Sri dan mohon keselamatan terlepas dari mara-bahaya.

Mantra untuk mohon agar tidak boros terhadap beras dengan menyebut dan memuja I Bangun-upa istri dari ni Sri Cangko-dohi yang menurunkan Ni Sri Manuntun, Ni Sri Paduka, Ni Sri Matambun dan berkumpul di tempat beras.

Nama/ Judul Babad :
Babad Husana Jawa
Nomor/ kode :
Va. 5551 Gedong Kirtya Singaraja.
Koleksi :
Jero Sindhu, Sidemen.
Alamat :
Sidemen.
Bahasa :
Jawa Kuna Tengahan bercampur Bali.
Huruf :
Bali
Jumlah halaman :
5 lembar
Ditulis oleh :
Gria Pidada, Sidemen.
Colophon/ Tahun :
Iti Babad Husana Jawa, puput kasurat ring Geria Pidada Sidemen, Duk tanggal 8 November 1982