Babad Pande Jadi
 
Isi Singkat Babad Pande Jadi

Ketika Ida Bhatara Brahma beryoga samadi di puncak Sila Sayana, terciptalah 2 orang putra laki perempuan, maksudnya agar ada yang disuruh membuat perhiasan perhiasan. Setelah terciptanya manusia, kemudian menciptakan bumi tempat berpijaknya putra beliau ini, Putranya ini diberi nama Bhagawan Pandya Mpu Bhumi Sakti. Putranya ini Bhagawan Pandya diberikan tempat di Madura. Adapun istri Sang Bhagawan Pandya ini bernama Sajiwani. Tak lama kemudian beliau ini melahirkan Ida Sawa dan Dayu Dewata.
Kemudian Ida Mpu Gandring melihat Si Raksasa berganti rupa menjadi pohon kayu yang besar, lalu Mpu Gandring pergi menuju Madura. Sesampainya di Madura, banyak orang yang datang mau membuat pakaian dari emas dan selaka.
Pada suatu ketika Mpu Gandring sangat sedih mencari adiknya ke tengah hutan. Sesampainya di hutan, berteduhlah di bawah kayu yang kering, tak diketahui kayu itu adalah siluman dari Bhatara Brahma. Atas petunjuk dari Bhatara Brahma ditemukan adindanya sedang memuja dan menyucikan diri. Putra Mpu Gandring yang bernama Ida Wala. Ida Wala ini dititipkan kepada Prabu Madura, dan beliau pergi ke Gunung Agung bertemu dengan Dewayu Kul Putih. Ida Dewayu Sang Kulputih menjadi juru Sapuh Bhatara Mahadewa, Maksud kedatangan Mpu Gandring ke Gunung Agung, untuk menjemput Ida Dewayu Sang Kulputih, namun Ida Dewayu tidak mengabulkan. Dengan demikian beliau kembali ke Madura. Mpu Gandring membangun rumah di sebelah selatan istana. Setelah besar putranya Mpu Gandring diberi nama Sangging Bangkara. Setelah itu Mpu Gandring lagi pergi ke hutan di Madura untuk mengadakan samadi. Di situlah Ida Mpu bertemu dengan I Toto.

Diceriterakan Ida Pedanda mempunyai rakyat seperti macan, kera, dan segala binatang. Tetapi macan sering mengganggu Prabu Madura. Maka dari itu, Sang Prabu memerintahkan Sang Pandya Gandring untuk membunuh dan menyiksa Ida Pedanda. Dengan disiksanya Sang Pedanda, terdengar kabar beritanya sampai kepada I Macan, I Macan lalu mengajak buron/ binatang-binatang lainnya untuk membebaskan Sang Pedanda. Dalam keadaan ini, Sang Prabu dibelit oleh si naga.
Dengan tertangkapnya Sang Prabu, maka Sang kera berkata agar Sang Pedanda dilepaskan, kalau tidak demikian niscaya Sang Prabu akan mati terbunuh. Karena itu sampai sekarang Sang Padanda tidak mau menyelesaikan upacaranya Sang Pandya baik suka maupun duka sampai pada seketurunan nya.
Diceriterakan putranya Sang Pandya yang bernama Ida Wala telah banyak mempunyai putra dan istrinya juga. Adapun putra-putranya antara lain:
Yang tertua bernama I Danu, yang kedua bernama I Darsi yang tugasnya menjadi pande emas. Yang ketiga bernama Ida Tusta. Yang keempat bernama Ida Tonjok pekerjaannya menjadi pande besi.
Yang istri bernama Dewayu Putu Sara diambil oleh I Gusti Lanang Dawuh di Gelgel yang menurunkan I Gusti Pande.
Dewayu Made Sari diambil oleh I Gusti Panji di Buleleng tetapi tidak mempunyai keturunan, Dewayu Santun dipingit oleh Bhatara di Gunung Batu Kawu.
Dan yang paling kecil bernama Ida Wana yang menjadi tukang ukir (arsitek).
Karena sedihnya Ida Wala yang disebabkan tidak mempunyai alat perhiasan untuk dipersembahkan kepada ayahandanya, lalu mohon kepada Bhatara Brahma dan Bhatara Brahma mengabulkan dan diberi nama Pandai Beratan.
Tersebutlah Desa Batur diserang oleh para Brahmana, sehingga rakyat itu lari masuk desa-desa, ada yang ke desa Kapal, ada ke Desa Taman, ke Mengwi, ke Buleleng, ke Klungkung dan kesemuanya ini pekerjaannya menjadi pande.

Dan juga ketentuan dalam melaksanakan upacara yajnya/Ngaben

Nama/ Judul Babad :
Babad Pande Jadi
Nomor/ kode :
Va. 4410, Gedong Kirtya, Singaraja.
Koleksi :
Mangku Pande.
Alamat :
Kaba-kaba, Kediri, Tabanan.
Bahasa :
Jawa Kuna Tengahan bercampur Bali.
Huruf :
Latin
Jumlah halaman :
23 halaman.
Ditulis oleh :
Mangku Pande, Kaba-kaba, Kediri, Tabanan.
Colophon/ Tahun :
Puput sinurat ring dina Sukra, Wara Mrakih. Tanggal ping 9, Sasih Ka 9, Rah. 2, Tenggek 5., Isaka 1852.