Pabancangah Maospahit
 
Isi Singkat Pamancangah Maospahit

Dimulai dari mengentalnya dunia dan belum diciptakannya tumbuh tumbuhan saat turunnya Sanghyang Meleng di Gunung Sanunggal bersama Sanghyang Ratih. Timbul lah niatnya untuk menciptakan manusia laki perempuan untuk mengisi dunia dari kekosongan.
Kemudian Hyang Meleng bersama Hyang Ratih menurunkan 3 orang putra yaitu Siwa, Sadasiwa, dan Paramasiwa.
Dan Hyang Aji dan Hyang Ibu menganugrahkan pustaka kepada para putra berupa huruf berjumlah 18 buah yang sangat mujarab di dalam memerintah di Bumi.
Juga beliau bersabda kepada ketiga putranya agar datang ke Maospahit untuk mencari pustaka yang ditempatkan di bawah pohon beringin yang dapat membantu para manusia di Maospahit.
Dengan didapatkan pustaka itu, keadaan negara menjadi aman tentram kerta raharja.
Siwa berwujud Brahmana, Sadasiwa Boddha dan Paramasiwa menjadi Bhujangga (Sengguhu).
Kewenangan dari Sang Brahmana adalah terhadap Ksatria, Wesia, Pungakan, dan Sanghyang.
Sang Buddha wenang memuja Dalem, serta Sang Bhujangga wenang dipuja oleh Pasek Kabayan, Panyarikan, Sedahan, dan Bandesa.
Ada juga ajaran/ nasehatnya mengenai pertalian kekeluargaan seperti Dalem, Arya, Wesia tidak dibenarkan / dilarang kawin dengan Sang Brahmana dan putra Sang Boddha.
Bila mana ada dari golongan Sudra mengawini istri dari Brahmana dan juga anak Sang Bujangga harus diusir dari rumah (dirarung).
Ada juga nasehat Hyang Meleng kepada Dalem, dan para putra dari Arya Damar akan tidak bisa diampuni.
Keputusan Dalem (intisari dari ajaran mistik), yang mengandung Manusa Sakti yang dapat menciptakan manusia, membuat Catur Lokapala.
Pangeseng Jarak mwang Kaliki (istilah mistik dalam kerohanian).
Ada juga ketentuan dari Maospahit yang diterapkan di Bali.

Diceriterakan Sanghyang Meleng menguasai gunung dan Sanghyang Ratih, menurunkan/ menciptakan I Dayu Mas Suci yang lahir dari batu paras/ padas.
Kemudian datang lah/ muncul nya Tirtha Mampeh, adanya Gunung Bratan, Danau Tamblingan, Bratan.
Sedang beliau berjalan jalan di jalan besar, di sepanjang jalan itu berceceran kotoran si manusia.
Dengan demikian Ida Bhatara berganti rupa menjadi seorang Naga yang mempunyai putra banyak sekali.
Maksudnya Ida menyatukan wajah putranya menjadi 4 wujud menjadi satu.
Bila orang yang utama/ sakti harus tahu dan memberitahukan agar melaksanakan upacara Ngusaba.
Bila mana dilanggar oleh petani, maka semua tanaman tanaman di serang oleh Tikus, Balang Sangit, Ulat dan sebagainya.
Kalau ada manusia sakti, tahu dengan ajaran Hyang Widi disebut I Tatak Damuh.
I Tatak Damuh berganti nama, I Tutur Jati .
Sanghyang Kasuhun Kidul menurunkan catur janma yaitu Brahmana Bhujangga Wesia dan Sudra.
Juga diceriterakan dalam Raja Peni bahwa Sang Pendeta harus mempunyai kelebihan.
Tiba tiba datanglah Sanghyang Siwa Reka berada di Gamburanglayang.
Beryoga lagi Sanghyang Siwa Reka datanglah Sanghyang Tunggal dan selanjutnya datang Sang Hyang Parama Wisesa.
Sanghyang Parama Wisesa melahirkan Sanghyang Taya dan Sanghyang Pamala masuk ke dalam bulan (Candra).
Sanghyang Taya beryoga maka tercipta 3 huruf yang dirajah.
Segala penyakit dan hama tanaman diciptakan oleh Siwa Prajapati.
Sanghyang Wisnu Japa beryoga datanglah huruf yang sangat sakti (mantra Sanjiwani) digunakan dalam obat obatan untuk mengobati dan memberantas hama.
Juga disebutkan Sang Kul Putih berada pada ubun ubun, Putih Jati sebagai dukun sakti dan Hyang Lengleng rat yang berada/ bertempat di bawah pusar.

Nama/ Judul Babad :
Pabancangah Maospahit
Nomor/ kode :
Va. 2325
Koleksi :
Gedong Kirtya Singaraja di Badung
Alamat :
Denpasar
Bahasa :
Jawa Kuna Tengahan
Huruf :
Bali
Jumlah halaman :
11 lembar
Ditulis oleh :
Sagung Putri, Tabanan