Pamancangah Badung Mwang Tabanan
 
Isi Singkat Pamancangah Badung mwang Tabanan

Diceriterakan Bhatara Arya Damar adalah keturunan dari Ida Bhatara Sindula di Bumi Galuh, yang nomor 41.
Bhatara Arya Damar adalah putra dari selir Sri Maha raja Bhrawijaya, yang memerintah di Majapahit.
Kemudian ketika datang ke Bali, beliau bergelar Sira Bhatara Arya Kenceng dengan putranya yang bernama Arya Yasan.
Adalah putra Arya Yasan yang bernama Nararya Bagus Alit yang semenjak kecil mengembara.
Pada suatu ketika Sri Maharaja Naradipa diganggu oleh seekor gagak, sehingga Ida teringat dengan Nararya Bagus Alit.
Dengan demikian Ida Maharaja pindah dari Badung menuju Pucangan sehingga bergelar Bhatara Pucangan.
Bhatara Pucangan digantikan oleh Bhatara Arya Notor Wandira, dan keturunannya ada di Kebon Tingguh dengan gelar Sang Arya Kebon Tingguh.
Adik Sang Arya Kebon Tingguh, memerintah di Tabanan.
Yang menggantikan Arya Kebon Tingguh adalah Magada Natha serta mendirikan puri di Tabanan.
Magada Natha mempunyai tiga orang putra yang bernama Nararyeng Bandana, Kiyai Nengah Samping Boni, Kiyai Nyoman Batan Ancak, Kiyai Ketut Lebah.
Pararya di Negara Badung yang bernama Kiyai Ketut Telabah mempunyai putri yang kawin ke Tabanan.
Sri Nararyeng Bandana mempunyai putra yang bernama Ratu Ayu Pamedekan yang diambil oleh Sri Nararyeng Anglurah Tabanan yang bergelar Sri Magada Sakti, Sang Arya Anglurah Papak. Setelah beliau meninggal, digantikan oleh dua orang putranya yang bernama Kiyai Tegeh dan Kiyai Bebed.
Kiyai Anglurah Jambe Mrik berhasil pemerintahan Badung dan setelah beliau meninggal digantikan oleh Kiyai Anglurah Ketewel.
Ada putra Kiyai Anglurah Jambe Ketewel yang bernama Kiyai Anglurah Jambe Tangkeban.
Keturunan di Pamecutan adalah Kiyai Macan Gading bergelar Kiyai Anglurah Pamecutan dan disebut Bhatara Mur di Klotok.
Kiyai Anglurah Pamecutan mempunyai tiga orang putra yang bernama Kiyai Made Tegal, Kiyai Ketut Telabah.
Anaknya yang putri diambil oleh seorang Brahmana dan melahirkan Ida Ngenjung di Sanur.
Kiyai Anglurah Pamecutan mengambil istri dari Mangwi, dan melahirkan Kiyai Agung Gede Oka yang tinggal di Selatan Puri Pamecutan.
Istrinya dari Gelogor menurunkan Kiyai Anglurah Pamecutan, Kiyai Agung Pambayun, dan dua orang istri.
Putranya dari selir bernama Kiyai Anglurah Pamecutan Sakti, Kiyai Ketut Krobokan, Kiyai Wayahan Celuk, Kiyai Wayahan Pasaji, Kiyai Nengah, Kiyai Busung Yeh, Kiyai Tegalayu, Kiyai Wayahan Karang, Kiyai Caha, Kiyai Wayahan Kramkam, Kiyai Nengah Camcam, Kiyai Ranjung, Kiyai Tegal Wangi, Kiyai Hyangbatu, Kiyai Kalanganyar, Kiyai Dangin Jalan, Kiyai Batan Juwuk, Kiyai Pupuan, Kiyai Lanang Dawan, Kiyai Lumintang, Kiyai Tegeh Lumintang, Kiyai Tainsiyat, Kiyai Kedaton, Kiyai Gulingan dan Kiyai Puseh.
Kiyai Anglurah Pamecutan Mur menggantikan Anglurah Pamecutan, dan menurunkan Anglurah Bija, Kiyai Pamregan dan sebagainya.
Anaknya yang putri diperistri oleh Kiyai Anglurah Jambe.
Kemudian Kiyai Anglurah Made Pamecutan mendirikan Kerajaan Denpasar dan banyak putra-putra beliau baik putra mahkota maupun putra dari selir-selir.
Putranya yang tinggal di Banjar bernama Kiyai Agung Gede Banjar dan Kiyai Agung Ketut Banjar.
Putranya di Pupuan Ageng bernama Kiyai Agung Raka dan Kiyai Agung Made Samba. Kiyai Agung Gde Dawuh mendirikan puri di Blaluan.
Kemudian Kiyai Agung Gede Oka mendirikan puri Kelodan Denpasar menurunkan Kiyai Agung Gede Raka bertempat di Tampakgangsul, Kiyai Agung Gede Rai tinggal di Puri Anyar serta putrinya kawin ke Jerokuta Puri Tegal.
Kiyai Agung Oka mengambil istri anak dari Kiyai Agung Gede Rai dan melahirkan Sayu Raka Sepleg, Kiyai Agung Ngurah Made Wasna.
Kiyai Agung Ketut Oka menurunkan Kiyai Agung Raka Tegug, Kiyai Alit Made Windo. Kiyai Agung Ketut tidak mempunyai keturunan.
Adapun putra dari Kiyai Anglurah Made Pamecutan adalah Kiyai Agung Made, Kiyai Agung Putu, Kiyai Agung Raka, Kiyai Agung Ketut.
Putri Kiyai Agung Ngurah Pamecutan, raja Denpasar diambil oleh Kiyai Agung Anglurah Jambe dan mempunyai putra bergelar Kiyai Agung Anglurah Jambe ke 3.

Diceriterakan turunan dari Kiyai Agung Anglurah Made Pemecutan di Balaluan yaitu Kiyai Agung Anglurah Made Dawuh yang menurunkan Kiyai Anglurah Pamecutan ke 7. Kiyai Agung Rai putra Kiyai Gede Banjar yang menggantikan di Balaluan, dan menurunkan Kiyai Gede Dauh.
Kemudian Kiyai Agung Gede menurunkan Kiyai Agung Alit Pegor dan juga putranya dari selir bernama Kiyai gung Rai Pegih.
Diceriterakan Santana dari Arya Damar di Pamecutan Denpasar pada Çaka 1823.
Adalah putra dari Kiyai Anglurah Gede Karuhun yang mendirikan puri di Kaleran Pamecutan yang bernama Kiyai Anglurah Ketut.
Beliau menurunkan Kiyai Agung Ngurah Teges yang memerintah di Jero Tegal.
Kiyai Agung Ngurah Teges banyak mempunyai putra dari selir seperti Kiyai Agung Raka, Kiyai Agung Ketut Oka, Kiyai Putu dan Kiyai Made Raka.
Kemudian diceriterakan keturunan dari Kiyai Nyoman Telabah yang bernama Kiyai Blumbang, Kiyai Pande.
Kiyai Jeguwu melahirkan Kiyai Sangeh.
Kiyai Arya Krasan melahirkan Kiyai Bengkel, Kiyai Tegal Tamu, dan yang istri diambil oleh Kiyai Ketut Adi.
Setelah Nararyeng Ngurah Gede meninggal, maka kerajaan Tabanan digantikan oleh Nararyeng Ngurah Made Rahi.
Kiyai Arya Ngurah Rahi mengambil istri di Kekeran, di Subamya dan menurunkan Kiyai Kekeran, Kiyai Agung Made Tabanan, Kiyai Made, Kiyai Kandel, Kiyai Pangkung, Kiyai Dawuh dan putrinya diambil oleh Kiyai Burwan.
Kemudian Kiyai Arya Ngurah Anom mengambil putri Kiyai Ngurah Banjar yang bernama Ratu Ayu Made.
Dalam perkawinan ini lahirlah Kiyai Gede Pala, Kiyai Mas, Kiyai Made Sekar, Kiyai Pasekan, Kiyai Pandak dan yang putri diambil oleh Kiyai Tegeh.
Dalam kekacauan di kalangan putra Kiyai Arya Ngurah Anom, Kiyai Agung Gede meninggal.
Untuk mengamankan keadaan ini, diangkat lah Kiyai Arya Celuk menjadi Senapati. Keadaan ini belum tentram sudah Kiyai Arya Celuk meninggal, sehingga Kiyai Ngurah Rai sangat sedih hatinya.
Kembali diceriterakan setelah meninggal Kiyai Arya Nengah di Melkangin menurunkan Kiyai Perot dan yang istri diambil oleh Sri Nararyeng Pamade, Kiyai Nengah Kamasan, yang keturunannya berada di Kamasan.
Keturunan Kiyai Kukuh adalah Kiyai Wayahan Kukuh, Kiyai Made Kukuh Jaksa.

Nama/ Judul Babad :
Pamancangah Badung Mwang Tabanan
Nomor/ kode :
Va. 4496, Gedong Kirtya Singaraja
Koleksi :
I Mangku Sukiya, Banjar Balaluan, Denpasar
Alamat :
 
Bahasa :
Jawa Kuna Tengahan bercampur Bali
Huruf :
Bali
Jumlah halaman :
32 halaman
Ditulis oleh :
Arya Mademit Karnastra
Colophon/ Tahun :
Puput sinurat ring diva, Soma, Pwa.
Matal, tang, 1, sasih, ka 9, ngunya ka 6, Çaka 1895, tanggal Masehi 5 Maret 1973.