Usana Bali
 
Isi Singkat Usana Bali

Tersebutlah para Bhatara turun ke Bumi dan berstana di Parhyangan-parhyangan untuk menjaga keseimbangan dunia seperti Dewata Nawa Sanga.
Sang Kulputih ditugaskan untuk menyelenggarakan pemujaan di parhyangan serta menjaga keseimbangan dunia.
Ketika Sang Kulputih memuja, bersabda lah Bhatara Pasupati yang datangnya dari Gunung Mahameru.
Diceriterakan Sang Putranjaya datang ke Bali atas perintah dari Bhatara Pasupati demi menjaga pulau Bali ini tempat para Dewa.
Perjalanan Ida diiringi oleh Bujangga dari Ampel gading.
Sang Kulputih tiba di Besakih pada sasih Kartika.
Sang Kulputih dengan bekerja keras mendirikan pertapaan di Pura Besakih.
Karena tempat pertapaan ini merupakan tempat untuk mengadakan hubungan dengan para Bhatara.
Diceriterakan di Bali diperintah oleh Sang Ratu Jayapangus dan beliau memerintah dengan baik serta selalu memperhatikan parhyangan-parhyangan di Bali.
Tetapi semenjak digantikan oleh Putranya Sang Mayadanawa, parhyangan- parhyangan tidak dihiraukan bahkan Sang Mayadanawa melarang rakyat sembahyang di parhyangan tersebut.
Dengan keadaan ini Ida Bhatara turun ke bumi menjelma menjadi Ratu Cinangrok, Ratu Waturenggong dan akhirnya menjelma menjadi Dalem Sagening.
Demikian diceriterakan pemerintahan Bedahulu di bawah Sang Mayadanawa.
Wilayah beliau sangat luas seperti Sasak, Bugis, Sunantara, Madura, dan Blangbangan.
Karena kesaktiannya beliau bersikap angkuh, sombong dan mengaku bahwa dirinya dewa.
Para Bhatara di Besakih menjadi sedih sehingga Sang Kulputih bersama Bhatara Mahadewa dan Dewi Danuh menghadap kepada Bhatara Pasupati di Gunung Mahameru.
Dengan demikian Bhatara Mahadewa bersama Bhatara Indra memberikan senjata untuk membinasakan Sang Mayadanawa.

Diceriterakan para Bhatara Dewa dan Danawa turun ke Bumi dari Keindraan untuk menandingi Sang Mayadanawa yang angkuh itu.
Karena serangan tersebut dengan tiba tiba, pasukan Mayadanawa menjadi kalangkabut.
Pasukan Mayadanawa dipimpin oleh Sang Yaksa, Sena Yaksa Sena Kala Dharma Wilsila dan Patih Sura Punggung kesemuanya patih Mayadanawa yang sakti-sakti.
Sang Mayadanawa bersembunyi setelah patihnya banyak yang gugur.
Pasukan Bhatara Indra dengan kepala perangnya Rajawong dan Sena Raja Brahma mengamuk.
Sungguh sakti Sang Mayadanawa tidak dapat dibunuh dengan senjata serta setiap darahnya menetes ke bumi sang Mayadanawa hidup kembali.
Dengan daya upaya dari Sang Kalawong menciptakan sungai dan airnya beracun.
Setiap orang yang minum air sungai itu akan meninggal.
Jelas lah bahwa banyak pasukan Bhatara Indra yang mati minum air beracun itu.
Dengan demikian Bhatara Indra menciptakan obat untuk menolak racun tersebut.
Air sungai yang beracun itu dikutuknya sehingga menjadi obat.
Sungai itu disebut Toya Empul.
Pasukan Bhatara Indra yang meninggal itu dihidupkan kembali dan penyerangan dilanjutkan.
Sang Kalawong terus dikejar nya oleh Bala dewa.
Akhirnya, Kalawong dapat dipenggal lehernya hingga mati.
Sang Mayadanawa pun dapat dibunuh dan darahnya mengalir menjadi Sungai.
Sungai ini diberi nama Toya Patanu.
Di situ air sungai itu dikutuknya oleh Bhatara Indra bahwa bila mana ada orang yang minum atau mandi di sungai itu niscaya kena sakit kulit yang tidak bisa diobati.
Juga sawah yang diairi oleh air sungai tersebut hasil padinya berbau busuk bagaikan bau bangkai dan tidak bisa dimakan.
Setelah Sang Mayadanawa meninggal, pasukan Bhatara Indra dijamu oleh Sang Kulputih di Besakih dan setelah itu Ida Bhatara moksa.
Sang Kulputih amat senang hatinya. Putra dari Sang Kulputih bernama Sang Dukuh Sorgha.
Sang Kulputih juga moksa seperti Ida Bhatara. Setelah Sang Mayadanawa meninggal, pemerintahan dipegang oleh Sri Aji Jayakasunu atas petunjuk dari Bhatara Mahadewa. Dengan demikian setiap hari Raya Galungan dibuatkan sesajen selengkapnya.

Nama/ Judul Babad :
Usana Bali
Nomor/ kode :
Va. 5090, Gedong Kirtya, Singaraja
Koleksi :
Puri Balayu,
Alamat :
Marga, Tabanan
Bahasa :
Jawa Kuna Tengahan
Huruf :
Bali
Jumlah halaman :
40 lembar
Ditulis oleh :
Puri Balayu, Marga, Tabanan
Colophon/ Tahun :
Iti Usana Bali druwe ring Puri Bala yu puput sinurat ring diva, Ra,Pa, wara Ugu, sukla paksa ping 9, titi sasih jyesta, rah 0, teng 3, Çaka 1822, warsa yusan ing loka.