Canang Sari - Dharmawacana
Topik sebelumnya  Topik selanjutnya
Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi
 
Tentang: SATYAM, SIWAM, SUNDARAM lanjutan 11
Seri sebelumnya Topik utama Seri selanjutnya
5 Agustus - 7 September 2003

Rekan-rekan sedharma Yth.

Om Swastiastu,

Setelah membahas Bhakti marga, Karma marga dan Jnana Marga maka selanjutnya saya akan membahas tentang marga yang keempat yaitu Raja marga atau lebih populer sebagai YOGA MARGA.

Maharsi Patanjali adalah pelopor ajaran Yoga yang merupakan bagian dari filsafat Hindu yaitu Sad Darsana. Buku beliau yang bernama Yogasutra terdiri dari empat bagian yaitu:

1 Samadhi-pada tentang sifat, tujuan dan bentuk ajaran yoga yang menjelaskan adanya perubahan-perubahan pikiran dalam melakukan yoga
2 Sadhana-pada tentang tahapan-tahapan pelaksanan yoga, cara mencapai samadhi dan pahala yang akan didapat oleh mereka yang telah mencapai samadhi
3 Wibhuti-pada tentang hal-hal yang bersifat bathiniah, kekuatan bathin yang didapat oleh mereka yang melaksanakan yoga
4 Kaiwalya-pada tentang alam kelepasan dan keadaan jiwa yang telah dapat mengatasi keterikatan pada keduniawian

Tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan yoga adalah pencapaian moksa melalui kesadaran yang disebut sebagai "wiwekajnana" yaitu pengetahuan tentang apa yang salah dan apa yang benar menurut ajaran Hindu. Sebagaimana telah diuraikan dalam Jnana Marga, maka dapatlah dikatakan bahwa Jnana Marga adalah dasar fundamental bagi Yoga Marga, karena untuk mencapai kesadaran Wiwekajnana para siswa haruslah mempelajari Weda, Upanisad, Smrti, Itihasa dan Purana.

Hal ini ditegaskan oleh Maharsi Patanjali bahwa kelepasan dari ikatan duniawi dapat dicapai melalui pengetahuan langsung terhadap perbedan atman/ jiwa dengan hal-hal yang bersifat jasmani seperti badan, pikiran dan sifat ke-akuan kemudian mewujudkannya melalui pengendalian fungsi indria, pengendalian pikiran, dan pengendalian "aku"

Yoga dilaksanakan melalui delapan tahapan dikenal dengan nama "Astangga-yoga" yaitu: Yama, Niyama, Asana, Pranayama, Prtyahara, Dharana, Dhyana, dan Samadhi.

YAMA. Adalah pengendalian diri tahap pertama yang terdiri dari lima perintah:

1 Ahimsa artinya tidak menyakiti, tidak membunuh, tidak melakukan kekerasan, tidak melukai mahluk hidup apapun dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
2 Satya artinya kebenaran dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
3 Asteya artinya pantangan menginginkan sesuatu yang bukan miliknya sendiri, apalagi mencuri
4 Brahmacarya artinya mengendalikan nafsu sex atau lebih bagus lagi tidak menikmati, memikirkan dan membicarakan sex
5 Aparigraha artinya tidak menerima pemberian materi dari orang lain

NIYAMA. Adalah pengendalian diri tahap kedua yang terdiri dari lima perintah:

1 Sauca artinya suci lahir bathin menuju keadaan: Sattwasudhi kesucian pikiran
Saumanasya hati yang selalu gembira
Ekagrata pemusatan budhi
Atmadarsana realisasi diri yang sejati
2 Santosa artinya puas dengan apa adanya yang membawa kepada rasa bahagia
3 Tapa artinya tahan uji terhadap godaan-godaan adharma dan keduniawian
4 Swadhyaya artinya rajin mempelajari ajaran-ajaran Agama serta meresapkan ke dalam pikiran
5 Iswarapranidhana artinya bhakti yang mutlak kepada Hyang Widhi

ASANA. ...

dilanjutkan besok

Om Santi, Santi, Santi, Om....

 
 
Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi
Geria Tamansari Lingga Ashrama
Jalan Pantai Lingga, Banyuasri, Singaraja, Bali
Telpon: 0362-22113, 0362-27010. HP. 081-797-1986-4