Canang Sari - Dharmawacana
Topik sebelumnya  Topik selanjutnya
Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi
 
Tentang: SATYAM, SIWAM, SUNDARAM lanjutan 22
Seri sebelumnya Topik utama Seri selanjutnya
5 Agustus - 7 September 2003

Rekan-rekan sedharma Yth.

Om Swastiastu,

Uraian tentang Catur Purushaarta dan Catur Ashrama barulah sebagian dari rambu-rambu Agama yang patut dilaksanakan dalam menggunakan Catur Marga menuju kepada Hyang Widhi. Rambu-rambu selanjutnya adalah:

SISTACARA. Sistacara dalam Upanisad disebutkan sebagai aktivitas kehidupan sehari-hari yang suci sehingga terbentuklah susila pada karakter seseorang. Pengertian "suci" dalam arti luas adalah pola pikir, ucapan dan perilaku yang tidak menyimpang dari ajaran-ajaran Agama Hindu. Oleh karena ucapan dan perilaku bersumber dari pikiran maka pikiranlah yang terlebih dahulu disucikan. Susila terdiri dari dua kata yaitu "Su" artinya sangat baik atau utama dan "Sila" artinya perilaku. Jadi arti luas Susila adalah kebiasaan tingkah laku yang suci yang sudah menjadi kepribadian seseorang. Jadi sistacara bukanlah bersifat temporer, tetapi terus menerus berlangsung dalam keseharian.

SADACARA. Sadacara adalah sifat yang selalu ingin mentaati peraturan, tata tertib, dan norma-norma lain yang berlaku. Peraturan dan tata tertib ini bisa bersumber dari Pemerintah, Adat, dan Agama. Peraturan, tata tertib dan norma adalah nilai-nilai yang disepakati bersama oleh kelompok masyarakat dan karenanya mengikat bagi anggautanya, bersifat memaksa dan karena itu pelanggaran pada peraturan, tata tertib dan norma membawa sangsi atau hukuman. Peraturan, tata tertib dan norma bisa tertulis dan bisa tidak tertulis. Sangsinyapun dapat berbentuk "skala" atau nyata dan "niskala" atau tidak nyata. Sangsi niskala berkaitan dengan keyakinan Agama yang menimbulkan rasa berdosa, takut, menyesal, malu dll. Seseorang yang melaksanakan sadacara dengan baik bukanlah dimotivasi oleh ketakutan pada sangsi, tetapi lebih pada kesadaran untuk mentaati peraturan, tata tertib dan norma yang dipupuk oleh disiplin kehidupan yang dididik sejak kecil.

ATMANASTUSTI. Atmanastusti terdiri dari dua kata yaitu: Atma dan tusti. Atma artinya hati nurani dan tusti artinya suci. Jadi Atmanastusti adalah upaya untuk selalu menjaga agar hati nurani suci. Hati nurani yang suci akan selalu diganggu oleh godaan-godaan berupa keinginan yang timbul dari rangsangan panca indria. Kemampuan Panca indria tidak dikurangi atau dimatikan, tetapi rangsangannya yang memungkinkan nurani menyimpang dari ajaran dharmalah yang patut dikendalikan.

(bersambung)

Om Santi, Santi, Santi, Om....

 
 
Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi
Geria Tamansari Lingga Ashrama
Jalan Pantai Lingga, Banyuasri, Singaraja, Bali
Telpon: 0362-22113, 0362-27010. HP. 081-797-1986-4